Suatu pasar terdiri dari seluruh perusahaan dan individu yang ingin dan mampu untuk membeli serta menjual suatu produk tertentu. Karakteristik pasar yang paling penting adalah jumlah dan ukuran distribusi para pembeli dan penjual serta tingkat diferensiasi produk. Secara tradisional, pasar dibagi menjadi empat macam.
Persaingan Sempurna adalah struktur pasar yang ditandai oleh jumlah pembeli dan penjual yang sangat banyak. Transaksi setiap individu tersebut (pembeli dan penjual) sangat kecil dibandingkan output industri total sehingga mereka tidak bisa mempengaruhi harga produk tersebut. Para pembeli dan penjual secara individual hanya bertindak sebagai penerima harga (price takers). Tidak ada perusahaan yang menerima laba di atas normal dalam jangka panjang dalam pasar persaingan sempurna ini.
Monopoli adalah struktur pasar yang ditandai oleh adanya seorang produsen tunggal. Suatu perusahaan yang monopolistik secara serentak bisa menentukan harga produk dan jumlah outputnya. Bagi sebuah monopoli adalah mungkin untuk memperoleh laba di atas normal, bahkan dalam jangka penjang sekalipun.
Persaingan Monopolistik adalah pasar yang sangat mirip dengan persaingan sempurna, tetapi sedikit dibedakan dengan persaingan sempurna karena dalam persaingan monopolistik ini konsumen mengetahui perbedaan-perbedaan di antara produk dari perusahaan-perusahaan yang berbeda. Seperti halnya dalam persaingan sempurna, maka dalam persaingan monopolistik ini laba di atas normal hanya bisa diperoleh dalam jangka pendek.
Oligopoli adalah struktur pasar di mana hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang memproduksi hampir semua output industri. Oligopoli dibagi lagi menjadi oligopoli terdiferensiasi (differentiated oligopoly) di mana produk tidak dibakukan (unstandardized), misalnya mobil, dan oligopoli tak terdiferensiasi (undifferentiated oligopoly) di mana produk dibakukan, misalnya baja. Dalam oligopoli ini, keputusan-keputusan mengenai harga dan output dari perusahaan-perusahaan yang ada tergantung satu sama lain. Hal tersebut berarti bahwa jika satu perusahaan mengubah harganya, maka perusahaan lainnya akan bereaksi dan informasi perubahan harga tersebut akan dimasukkan ke dalam masalah pembuatan keputusan mengenai harga dan output perusahaan-perusahaan itu.
A. PERSAINGAN SEMPURNA
Persaingan sempurna akan terjadi jika produsen-produsen secara individual di pasar tidak bisa mempengaruhi harga. Para produsen tersebut bertindak hanya sebagai penerima harga (price taker). Ketiadaan pengaruh terhadap harga tersebut memerlukan syarat-syarat sebagai berikut.
1. Jumlah pembeli dan penjual banyak
Setiap perusahaan dalam suatu industri kecil hanya menghasilkan suatu bagian yang sangat kecil dibandingkan jumlah output industri secara keseluruhan dan setiap pembeli hanya membeli suatu bagian yang sangat kecil pula dari output total tersebut.
2. Produk yang homogen
Output dari masing-masing perusahaan persis sama dengan output perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri tersebut.
3. Bebas keluar-masuk pasar
Perusahaan-perusahaan tidak dihambat untuk memasuki atau keluar dari industri tersebut.
4. Penyebaran informasi yang sempurna
Informasi mengenai biaya, harga dan kualitas diketahui oleh semua pembeli dan penjual di pasar.
Keempat syarat pokok ini, yang diperlukan untuk adanya struktur pasar persaingan sempurna, sangat membatasi persaingan sempurna untuk lahir di dalam dunia nyata. Walaupun pertukaran-pertukaran komoditi mendekati syarat-syarat tersebut, ketidaksempurnaan tetap akan terjadi di situ. Meskipun demikian, untuk beberapa perusahaan, keputusan-keputusan penentuan harga harus dibuat dalam keadaan di mana mereka tidak punya kendali sama sekali atas harga dan karena itu suatu penelaahan terhadap struktur pasar persaingan sempurna akan memberikan pandangan pemikiran dalam membuat keputusan penentuan harga dalam kasus seperti ini. Lebih penting lagi, suatu pemahaman yang jelas mengenai persaingan sempurna akan memberikan suatu referensi pokok bagi kita untuk menganalisis struktur-struktur pasar lainnya seperti oligopoli dan persaingan monopolistik.
Penentuan Harga/Output Yang Dihadapi Suatu Perusahaan Secara Individual Dalam Persaingan Sempurna
Dalam contoh yang pada gambar 6.1, perusahaan tersebut memilih untuk berproduksi pada tingkat output Q*, di mana harga (P) sama dengan biaya marjinal (MC) dan laba adalah maksimum.
Ingat bahwa laba di atas normal bisa juga terjadi dalam jangka pendek walaupun dalam keadaan persaingan sempurna. Misalnya, dalam gambar 6.4 perusahaan tersebut memproduksi dan menjual otuput sebanyak Q* unit pada tingkat biaya rata-rata C rupiah; dan dengan harga pasar P, perusahaan tersebut akan memperleh laba ekonomis sebesar P – C rupiah per unit output. Laba ekonomis total (P – C)Q*, ditunjukkan oleh bidang segi empat PMNC yang diarsir.
Gambar 6.1. Kombinasi harga/output yang optimal bagi suatu perusahaan dalam persaingan sempurna
Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Setiap pembeli atau penjual 130tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar. Ciri-cirinya, yaitu:
1. Penentuan Harga
Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi di antara keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli. Produsen perannya tidak besar karena produsen merupakan sebagian kecil dari keseluruhan produsen barang yang dijual.
2. Kemudahan Keluar dan Masuknya Produsen
Setiap produsen dapat masuk ataupun keluar dari pasar tanpa hambatan dari pihak manapun. Apabila rugi tinggalkan industrinya, dirasakan memperoleh keuntungan produsen masuk.
3. Memproduksi Barang Identical (homogenous)
Barang yang dihasilkan sama, tidak terdapat perbedaan yang nyata atas barang tersebut sehingga persaingan hanya terbatas pada barang (non proce competition).
4. Terdapat Banyak Perusahaan/Produsen di Pasar
Jumlah perusahaan yang banyak menyebabkan masig-masing perusahaan relatif kecil dibanding dengan perusahaan secara keseluruhan, demikian juga produksinya.
5. Pembeli Mempunyai Pengetahuan Mengenai Pasar
Jumlah pembeli cukup banyak dan masing-masing pembeli memahami keadaan pasar, mengetahui tingkat harga dan perubahan atas harga tersebut, akibatnya produsen tidak dapat menjual barang dengan harga lebih tinggi dari harga yang berlaku di pasar.
Kebaikan pasar persaingan sempurna, yaitu:
1. Konsumen atau masyarakat mempunyai pilihan yang lebih banyak terhadap barang dan jasa yang diperlukan.
2. Bagi produsen mempunyai kebebasan yang penuh atas corak pilihan dalam menggunakan faktor-faktor produksi.
Keburukan pasar persaingan sempurna, yaitu:
1. Inovasi produk tidak membawa manfaat yang kekal atau jangka panjang, karena setiap produk baru mudah ditiru.
2. Menimbulkan biaya sosial bagi masyarakat sebagai dampak dari penggunaan sumber daya yang terdapat di sekitar lingkungan industri.
3. Biaya produksi semakin tinggi. Untuk menyesuaikan dengan pasar persaingan sempurna memerlukan perubahan produk yang berakibat naiknya harga produksi.
Pendekatan biaya total dan penjualan total dalam pasar persaingan sempurna
Tabel 6. Produksi dan penjualan
Jumlah Produksi (Q) | Harga (P) | Penjualan Total (TR=PxQ) | Penjualan rata-rata (AR) | Penjualan Marginal (MR) |
0 | 150 | - | - | - |
1 | 150 | 150 | 150 | 150 |
2 | 150 | 300 | 150 | 150 |
3 | 150 | 450 | 150 | 150 |
4 | 150 | 600 | 150 | 150 |
5 | 150 | 750 | 150 | 150 |
6 | 150 | 900 | 150 | 150 |
7 | 150 | 1050 | 150 | 150 |
8 | 150 | 1200 | 150 | 150 |
9 | 150 | 1350 | 150 | 150 |
10 | 150 | 1500 | 150 | 150 |
Gambar 6.13. Kuantitas produksi
- Kurva TC pada produksi di bawah 2 unit berada di atas kurva TR berarti perusahaan mengalami kerugian.
- Produksi di atas 2 unit sampai 9 unit TC di bawah TR berarti perusahaan memperoleh keuntungan
- Apabila dibuat garis tengah antara TC-TR yaitu pada produk 7 unit berarti perusahaan mengalami keuntungan maksimum
- Titik A dan B di titik BEP (Break Even Point).
B. MONOPOLI
Monopoli merupakan kebalikan ekstrim dari persaingan sempurna dalam rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari suatu barang yang tidak mempunyai subtitut, dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut sekaligus pula sebagai industrinya. Monopoli, seperti halnya persaingan sempurna, hanya ada dalam teori saja, di mana sejumlah barang yang dihasilkan oleh satu produsen saja. Bahkan barang-barang publik pun sebenarnya adalah monopolis yang tidak sempurna. Misalnya, PT. KAI, secara khas merupakan monopoli untuk angkutan kereta api, tetapi ia menghadapi persaingan keras dari angkutan bus, pesawat terbang atau mobil pribadi.
Walaupun monopoli sangat jarang terjadi, tetapi masih tetap penting untuk ditelaah secara mendalam. Banyak hubungan-hubungan ekonomi yang ada dalam monopoli bisa digunakan untuk mengestimasi perilaku optimal perusahaan secara kurang tepat, tetapi lebih lazim, yaitu sebagian pada struktur pasar persaingan dan sebagian pada struktur pasar monopolistik yang mendominasi dunia nyata.
Selain itu, suatu pemahaman yang mendalam tentang hubungan-hubungan dalam pasar monopoli memberikan landasan yang diperlukan untuk menelaah "ekonomi pengaturan" (economics of regulation), suatu topik penting bagi para manajer dunia bisnis.
Keputusan Harga/Output Dalam Monopoli
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar 6.2. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual outputnya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P – C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
Gambar 6.2. Penentuan harga/output dalam monopoli
Walaupun Q merupakan tingkat outputnya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar 6.2, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti berproduksi.
Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Ini berarti bahwa seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut:
p = R - B
Laba maksimum akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol.
MR = MC
Gambar 6.2 menunjukkan bagaimana seorang manajer dalam menentukan tingkat output optimal. Kurva MR, memotong kurva MC pada tingkat output Qm, yang sekaligius menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimum yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Qm adalah Pm. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimumkan laba bagi monopoli adalah Qm dan Pm. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah yang diarsir, yaitu ( Pm - BRQM ) Qm.
Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba ekonomi. Jika monopoli dapat memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah perusahaan lain masuk ke dalam industri, maka laba ekonomi yang diperoleh dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Walaupun demikian laba yang akan diperoleh monopoli ditentukan oleh seberapa besar permintaan yang dihadapi relatif terhadap biaya produksi yang dikeluarkan. Gambar 6.3 menunjukkan hal ini. Pada tingkat output optimal Qm, harga pasar yang dapat diterima total penerimaan monopoli menderita kerugian sebesar daerah yang diarsir.
Gambar 6.3. Maksimasi Laba Monopolis
Gambar 6.4. Monopolis yang mengalami kerugian
Ciri-ciri Pasar Monopoli
1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan
Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat-syarat penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli itu, dan para pembeli tidak dapat berbuat suatu apapun di dalam menentukan syarat jual beli.
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti Yang Mirip
Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang mirip. Yang ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda sifatnya, yaitu lampu minyak.
3. Tidak Terdapat Kemungkinan Untuk Masuk ke Dalam Industri
Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan wujud karena tanpa adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan di dalam industri. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain memasuki industri tersebut.
4. Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter.
5. Promosi iklan kurang diperlukan
Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Pembeli yang memerlukan barang yng diproduksinya terpaksa membli daripadanya. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering membuat iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungn baik dengan masyarakat.
Faktor faktor yang menimbulkan adanya pasar monopoli
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan) monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli wujud dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
C. PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Persaingan sempurna dan monopoli sangat jarang terjadi dalam dunia nyata, karena hampir semua perusahaan tunduk pada persaingan. Walaupun hampir semua perusahaan dihadapkan pada sejumlah pesaing yang sangat banyak yang memproduksi produk-produk subtitutnya, perusahaan-perusahaan masih mempunyai kendali terhadap harga output mereka. Mereka tidak bisa menjual semua yang mereka inginkan pada suatu tingkat harga yang tetap, demikian juga mereka tidak akan kehilangan semua penjualan mereka jika mereka meningkatkan sedikit harga produk mereka. Dengan kata lain hampir semua perusahaan menghadapi kurva permintaan yang berslope menurun.
Penentuan Harga/Output Dalam Persaingan Monopolistik
Seperti tampak dari namanya, persaingan monopolistik mengandung unsur-unsur monopoli dan persaingan sempurna. Aspek monopoli itu terdiri dari persaingan monopolistik ditelaah dalam jangka pendek. Perhatikan gambar 6.5. Pada gambar tersebut, dengan kurva permintaan D1 dan kurva penerimaan marjnal MR1, maka output optimum Q1 akan diperoleh pada titik di mana MR1 = MC. Di sini, laba monopoli jangka pendek yangh diterima adalah sama dengan P1LMAC1. Laba tersebut mungkin sebagai hasil pengenalan suatu produk baru atau karena adanya permintaan yang sangat tinggi.
Gambar 6.5. Kombinasi harga/output dalam persaingan monopolistik
Namun demikian, sejalan dengan waktu, persaingan akan terangsang oleh adanya laba monopoli jangka pendek ini, dan banyak perusahaan-perusahaa baru yang akan memasuki industri tersebut. Oleh karena itu, aspek persaingan dari persaingan monopolistik ini akan tampak dalam jangka panjang. Jika semakin banyak perusahaan yang memasuki industri tersebut dan menawarkan barang pengganti yang sangat dekat (tetapi tidak sempurna), maka pangsa pasar (market share) dari mula-mula akan menurun. Ini berarti bahwa permintaan perusahaan dan penerimaan marjinal (MR) akan bergeser ke kiri, seperti D2 dan MR2 dalam gambar 6.5. Output optimal perusahaan tersebut (di mana MR2 = MC) bergeser menjadi Q2, dan harga P2 sama dengan AC2, maka laba ekonomis menjadi nol. Jika barang pengganti yang ditawarkan persis sama (tidak hanya mendekati sama) maka dengan adanya perusahaan pendatang baru, D2 akan lebih mendekati horisontal dan keadaan persaingan sempurna, D3 dengan P3 dan Q3 akan terjadi.
D. OLIGOPOLI
Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen (dua sampai dengan lima produsen), sedangkan apabila terdiri dua perusahaan disebut duopoli.
Karakter pasar oligopoli, yaitu:
1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan jumlah produksi.
2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan.
Ciri-ciri pasar oligopoli
Ciri-ciri pasar oligopoli, yaitu:
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda.
Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium. Sedangkan yang menghasilkan barang berebda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda motor dan sebagainya.
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat.
Apabila tanpa adanya kerjasama kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan menurunkan hargha, perusahaan lain akan membalas menurunkan yang lebih besar lagi, sehingga keduanya akan sama atau kehilangan pelanggan.
3. Promosi masih diperlukan.
Kegiatan promosi bertujuan untukmeraih pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda.
Gambar 6.6. Kurva permintaan terpatah (Kinked Demand Curve) dalam oligopoli
1. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P1 maka permintaan akan bertambah ke C1, harga ke P2 maka permintaan akan bertambah ke B1.
- Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun.
- Pelanggan lain membatalkan pembeliannya.
2. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P1 dan P2 perubahan permintaan akan ke titik B dan C.
3. Menaikkan harga ke P3 permintaan ada di titik A1 karena reaksi perusahaan merubah harga maka kurva permintaan menjadi D1ED2.
Hambatan memasuki pasar oligopoli
Faktor penting yang menyebabkan perusahaan lain tidak memasuki pasar oligopoli, diantaranya:
1. Perbedaan biaya produksi, disebabkan karena:
a. Perusahaan yang berpengalaman dapat menurunkan biya produksi karena memiliki kemampuan dan pengalaman berproduksi (masa lalu).
b. Produktifitas tinggi karena pekerja mempunyai masa kerja yang cukup.
c. Perusahaan mempunyai hubungan baik dengan bank, sehingga modal kerja mudah diperoleh untuk pembelian bahan yang lebih murah.
2. Hasil produksi yang istimewa
Keistimewaan suatu barang karena memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu Product Recognition (terkenal). Masyarakat sudah percaya dan sangat setia terhadap barang tersebut. Apabila tidak memiliki keistimewaan lain sulit untuk menggeser konsumsi barang tadi, contohnya adalah merk pakaian Gucci.
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil. Misalnya, industri pompa bensin. Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing di dalam suatu wilayah geografis yang kecil.
Oleh karena jumlah penjual yang sedikit inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dari oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang mengahasilkan suatu produk tertentu.
Untuk sederhananya, anggap bahwa produk tersebut hoogen dan para pembeli memilih produk di antara kedua perusahaan tersebut semata-mata berdasarkan harganya. Anggap pula bahwa kedua perusahaan tersebut menetapkan harga yang sama dan masing-masing mempunyai pangsa (share) pasar yang sama. Sekarang misalkan perusahaan A berusaha untuk meningkatkan penjualannya dengan cara menurunan harganya, maka semua pembeli akan membeli produk perusahaan A tersebut dan perusahaan B akan kehilangan pangsa pasar yang cukup besar. Untuk mempertahankan para pembelinya, maka perusahaan B akan bereaksi dengan cara menurunkan harganya pula. Maka tidak ada satu perusahaan pun yang bisa bertindak secara bebas. Tindakan yang diambil suatu perusahaan pasti akan menimbulkan reaksi perusahaan lainnya.
Penentuan Harga/Output Dalam Pasar Oligopoli
Gambar 6.7. Kurva permintaan sebelum ada reaksi
Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan ini dilukiskan dalam gambar 6.8. Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar Q1 unit dan menjualnya dengan harga P1. Kurva permintaan D1 yang berlaku di sini, dengan mengasumsikan harga-harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain tidak berubah. Dengan asumsi tersebut, penurunan harga dari P1 menjadi P2 akan meningkatkan permintaan menjadi Q2. Sekarang anggap bahwa hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang beroperasi di pasar dan masing-masing mempunyai pangsa pasar yang cukup besar terhadap penjualan total. Oleh karena itu, jika suatu perusahaan menurunkan harganya dan memperoleh kenaikan volume penjualan yang cukup tinggi, maka perusahaan-perusahaan lainnya akan kehilangan sebagian besar volume usaha mereka. Kemudian, setelah perusahaan-perusahaan tersebut mengetahui mengapa penjualan mereka turun, maka mereka akan bereaksi dengan menurunkan harga produk mereka sendiri. Tindakan ini akan menggeser perusahaan A turun ke kurva permintaan kedua D2 yang menyebabkan penurunan permintaan perusahaan A dari Q2 menjadi Q3 pada tingkat harga P2. Kurva yang baru sama tidak stabilnya dengan kurva mula-mula, oleh karena itu pengetahuan akan bentuk kurva tersebut tidak berguna bagi perusahaan A: jika ia mencoba untuk bergerak sepanjang D2, maka perusahaan-perusahaan pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa perusahaan tersebut berpindah ke kurva lainnya.
Gambar 6.8. Kurva permintaan setelah ada reaksi
Pergeseran kurva permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti dalam pembuatan keputusan tentang harga/output jika perusahaan A mengetahui secara pasti bagaimana perusahaan saingannya terhadap perubahan-perubahan harga. Reaksi-reaksi tersebut hanya akan mempengaruhi hubungan harga/permintaan dan sebuah kurva permintaan yang baru bisa dibentuk untuk memasukkan interaksi-interaksi di antara perusahaan-perusahaan. Kurva D3 dalam gambar 6.8 merupakan sebuah kurva reaksi, ia menunjukkan bagaimana penurunan harga akan mempengaruhi kuantitas yang diminta setelah reaksi perusahaan-perusahaan saingan diperhitungkan. Namun demikian, permasalahan dalam pendekatan ini terletak pada kenyataan bahwa ada banyak teori yang berbeda tentang perilaku antar perusahaan dan mesin-mesin teori yang menghasilkan model penentuan harga yang berbeda sehingga akan menghasilkan aturan-aturan pengambilan keputusan yang berbeda pula.
E. PERMINTAAN-PENAWARAN PASAR DAN KURVA PERMINTAAN PERUSAHAAN
Dua hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang beroperasi di dalam industri yang bersaing sempurna untuk mendapatkan laba maksimum. Sehubungan dengan keputusan output adalah kondisi permintaan dan penawaran pasar serta struktur produksi dan biaya perusahaan. Kondisi permintaan dan penawaran pasar akan menentukan harga keseimbangan pasar yang otomatis akan menjadi harga jual dari produk yang dihasilkan.
Permintaan dan penawaran pasar ditentukan oleh konsumen dan produsen secara keseluruhan di pasar, sehingga harga pasar berada di luar kontrol satu buah perusahaan di dalam pasar tersebut dengan kata lain, satu perusahaan secara individu tidak mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi harga pasar, karena secara relatif ukuran satu perusahaan sangat kecil terhadap pasar. Kondisi ini ditunjukkan oleh gambar 6.9.
Gambar 6.9. Kondisi pasar dan kurva permintaan perusahaan
Gambar 6.9 kanan menunjukkan keseimbangan permintaan pasar (DPasar) dan penawaran (SPasar) menentukan harga keseimbangan pasar Pk, pada harga Pk inilah sebuah perusahaan dapat menjual berapapun output yang dihasilkan, sehingga dengan demikian kurva permintaan sebuah perusahaan bersaing akan horisontal yang ditunjukkan oleh garis horisontal pada 6.9 kiri (DPerusahaan). Kurva permintaan satu perusahaan yang elastis sempurna ini menunjukkan bahwa jika perusahaan menaikkan harga jual outputnya sedikit saja di atas harga pasar, maka semua konsumennya akan beralih ke produsen lain, sehingga penjualan perusahaan yang menaikkan harga jual itu sama dengan nol.
Secara grafik, penentuan tingkat output optimal perusahaan dalam industri bersaing ditunjukkan oleh gambar 6.10. Jika harga pasar adalah Pb, maka Pb memotong kurva BM pada tingkat output Qb. Qb ini menunjukkan tingkat output optimal perusahaan yaitu tingkat output yang memaksimumkan laba. Pada tingkat output yang lebih kecil dari Qb, harga lebih besar dari biaya marjinal. Ini berarti jika perusahaan meningkatkan produksi, tambahan penerimaan yang diperoleh lebih besar dari tambahan biayanya. Pada kondisi yang lain, dimana tingkat output yang diproduksi lebih besar dari Qb, maka tambahan biaya perusahaan dari output yang lebih besar dari Qb, maka tambahan biaya perusahaan penerimaan oleh karena itu perusahaan harus menurunkan tingkat produksinya. Jadi tingkat output yang optimal perusahaan adalah pada Qb. Daerah yang diarsir pada gambar 6.10 menunjukkan laba total yang diraih perusahaan. Pada output sebesar Qb, biaya rata-rata perusahaan adalah AC, Qb. Dengan demikian laba yang diperoleh perusahaan dari tiap unit output adalah (Pb-AC,Qb). Laba total perusahaan dengan demikian adalah:
p = (Pb - ACQb) Qb
= (PbQb - ACQbQb)
= R-C
Gambar 6.10. Laba Total Perusahaan
Laba ini di dalam ekonomi disebut laba ekonomi atau laba di atas normal. Jika harga pasar yang terjadi Pb sama dengan AC maka penerimaan total perusahaan akan sama dengan biaya totalnya. Situasi ini disebut sebagai perusahaan mendapat laba ekonomi nol atau laba normal. Pada situasi tertentu sebagai penerima harga, perusahaan bersaing mungkin tidak bisa menghindar dari kerugian. Jika kondisi ini yang dihadapi maka hal yang terbaik yang dapat dilakukan adalah meminimalkan kerugian yang mungkin diderita. Sebagai ilustrasi dapat diperhatikan gambar 6.11 harga pasar yang terjadi dimisalkan adalah Pb yang terletak diantara BR minimum dan AC minimum dan AVC minimum. Tingkat output yang optimal (kerugian minimum) bagi perusahaan pada harga Pb terjadi pada kondisi Pb= MC, yaitu tingkat output Qb. Pada Qb perusahaan akan mengalami kerugian. Karena Pb > AVC, maka dari setiap unit Q yang terjual, perusahaan memperoleh penerimaan yang lebih besar dari biaya variabel yang dikeluarkan. Dengan kata lain total penerimaan yang akan diperoleh perusahaan dari output sebesar Qb akan dapat menutup, selunuh biaya variabel total yang dikeluarkan untuk memproduksi Qb tersebut, bahkan masih tersisa. Akan tetapi karena Pb < BR, berarti sebagian dari biaya tetap perusahaan tidak dapat tertutup, sebagian lagi dapat tertutup dari sisa penerimaan yang digunakan untuk menutup biaya variabel.
Gambar 6.11. Minimisasi kerugian perusahaan
Bagaimana jika perusahaan memutuskan untuk tidak berproduksi? Kerugian perusahaan akan lebih besar yaitu sebesar seluruh biaya tetapnya. Sebagai kesimpulan jika harga pasar yang terjadi terletak antara BR dengan AVC, maka perusahaan akan mengalami kerugian. Untuk meminimalkan kerugian, lebih baik perusahaan terus berproduksi dibandingkan kerugian dengan tidak berproduksi sama sekali.
Gambar 6.12. Perusahaan berhenti berproduksi
Bagaimana seandainya Pb = AVC minimum? Jika ini yang terjadi maka penerimaan total perusahaan akan sama dengan TVC yang berarti penerimaan perusahaan hanya cukup untuk menutup biaya variabel saja. Kerugian perusahaan adalah sebesar seluruh biaya tetapnya. Bagaimana jika perusahan berhenti berproduksi? Kerugiannya akan sama yaitu sebesar seluruh biaya tetapnya. Jadi pada kondisi ini konsekuensi dari berproduksi atau tidak adalah sama, perusahaan mengalami kerugian sebesar biaya tetapnya.
Dengan demikian kerugian perusahaan lebih besar dari biaya tetapnya. Untuk meminimalkan kerugian lebih baik bagi perusahaan untuk menghentikan produksi, sehingga kerugian perusahaan hanya sebesar biaya tetapnya saja.